Jumat, 19 Juni 2020

Tak Ada Helmy Yahya, Tak Ada Siaran Liga Inggris di TVRI

SHARE



Liga Inggris kembali lagi berguling tanggal 17 Juni 2020 sesudah istirahat lama nyaris 3 bulan dampak dari perlakuan Epidemi Covid-19.

Laga pertama saat hibernasi, akan menghadapkan di antara Aston Villa versus Sheffield United, selanjutnya Big Match di antara si juara bertahan Manchester City musuh team asal London The Gunners Arsenal.

Fans Liga Inggris di penjuru dunia tentunya bersuka cita, termasuk juga di Indonesia. Tetapi cita yang tinggi untuk melihat tayangan ini dengan cara langsung serta gratis lewat stasiun tv seperti sebelum liga ini disetop bulan Maret 2020 lalu ternyata tidak berbuntut senang.

TVRI stasiun tv punya pemerintah yang satu tahun paling akhir memperoleh hak siar untuk menyiarkan Liga Inggris bekerja bersama dengan Mola TV, sekarang tidak lagi menyiarkan tersisa laga liga ini.

Konon tuturnya sebab ada persoalan dalam hak siar yang masih tetap bersengketa.

"Jadi memang kita sekarang ini putuskan tidak untuk menyiarkan dahulu Liga Inggris sebab berkaitan dengan banyak hal yang masih tetap ter-pending dengan pemilik hak siar," tutur Direktur Penting TVRI, Iman Brotoseno seperti diambil account twitter sah TVRI. Seperti dikutip Detik.com.

Saya serta umumnya warga Indonesia tidak memahami benar apakah yang berlangsung sebetulnya dengan persoalan hak siar liga Inggris di Indonesia ini.

Tetapi yang pasti kita fans Liga Inggris tidak dapat nikmati ciamiknya Kevin de Bruyne memberi Assist, bagaimana tindakan pengamanan cemerlang David de Gea, atau gol indah yang dibuat Mohammad Salah.

Bahkan bisa saja yang semakin menyesakkan buat fans Liverpool, mereka terancam tidak dapat melihat langsung mimpinya yang telah 30 tahun terlambat menjadi juara Liga Inggris.

Faksi TVRI akui sedang koalisi serta menginventarisir persoalan yang berada di stasiun tv publik punya negara ini, termasuk juga didalamnya kepentingan hak siar supaya semua clear.

Bermain Taruhan Bola Secara Online Lebih Menguntungkan

Sudah diketahui, setelah kekacauan yang berlangsung di antara Direktur Penting TVRI yang lama, Helmy Yahya dengan Dewan Pengawas TVRI yang diperintah oleh Arief Hidayat Thamrin.

Dewas TVRI selanjutnya membuat penyeleksian Dirut TVRI serta hasilnya pada bulan Mei lalu sudah pilih Iman Brotoseno untuk Dirut TVRI untuk periode 2020 sampai 2022.

Pekerjaan berat sekarang disandang oleh Iman, sebab prestasi Helmy Yahya yang moncer saat pimpin TVRI. Iman akan dituntut minimal menyamakan prestasi Helmy saat jadi Dirut TVRI, termasuk juga menyiarkan Liga Inggris.

Mengapa Liga Inggris jadi salah satunya ukuran? Memperoleh hak siar Liga Inggris ini tidak gampang kecuali mahal, tentunya ada ketentuan serta ketetapan yang perlu dipenuhi untuk memperolehnya, serta itu tidak gampang .

Janganlah lupa Liga Inggris itu adalah liga sepakbola paling terkenal di dunia serta Indonesia. Memperoleh hak siarnya, seperti adalah agunan kualitas untuk mendapatkan pasar sharing yang tinggi.

Itu mengapa waktu Helmy Yahya jadi Dirut TVRI dia berupaya benar-benar keras memperoleh hak siar Liga Inggris yang dia ucap untuk "Killing Program" yang kenyataannya memang dapat jadikan pasar sharing TVRI naik serta melebihi beberapa stasiun tv swasta.

TVRI di zaman Helmy Yahya, dapat disebutkan capai tingkatan yang lumayan tinggi. Dengan cara manajerial lumayan baik, kesejahteraan karyawannya oke dapat dibuktikan dengan cairnya tunjangan performa karyawan TVRI yang sejauh ini tidak mereka peroleh.

Bagian operasional TVRI ikut berbenah , program-program yang sejauh ini berkesan kuno tanpa ada nafas modern terus dibuat baik dengan cara in-house atau dengan memperoleh beberapa hak siar diantaranya Liga Inggris, Discovery Kanal, sampai jadikan TVRI jadi House of Badminton dengan memperoleh hak siar serangkaian kompetisi bulu tangkis BWF.

Disamping itu, simbol kuno TVRI juga bertukar bertambah lebih fresh, beberapa alat tayangan juga bertambah lebih hebat. Selanjutnya susunan SDM TVRI juga ikut dibenahi. 

Dari bagian pengendalian keuangan, Helmy Yahya sukses bawa TVRI pada predikat Lumrah Tanpa ada Ketentuan (WTS) hal yang tidak sempat dicapai oleh TVRI awalnya.

Jejeran perkembangan itu membuat karyawan TVRI semakin bangga jadi karyawan TVRI.Ujung dari beberapa perkembangan itu pada akhirnya membuat pasar sharing TVRI naik cepat dari di bawah 1 menjai di atas 2.

Tetapi ditengah-tengah perkembangan positif itu mendadak kekacauan berlangsung saat Dewas selanjutnya tanpa ada fakta yang pasti mengeluarkan Helmy Yahya.
SHARE

Author: verified_user